contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Jumat, 04 November 2011



Bagi orang lain, membaca cerita wayang mungkin sangat membosankan

Atau mendengar dalang mengucap kalimat yang sangat susah diartikan, sungguh membuang waktu

Atau saat menganalisa ketidak nalaran suatu kisah, tidak logisnya sebuah lakon, pun ketika membahas anehnya seorang tokoh wayang, memang benar-benar suatu yang tidak ada value-nya

Namun saat menyaksikan dulu di kampung, betapa orang-orang begitu khusyu’ berlama-lama dalam dekapan sarung tua, menyaksikan pagelaran wayang di tengah dingin malam … tanpa beranjak dan sesekali dihiasi dengan senyum, tertawa ngakak dan acap termangu sendiri …

Aku sempat bertanya dalam hati “Apa yang dinikmati orang-orang ini”

Atau beberapa waktu yang lalu saat aku berbicang dengan seorang kakek tua berumur 90-an yang masih tegar dan fasih omongannya, yang begitu bersemangat menceritakan pengetahuannya akan semua lakon dan tokoh dalam dunia pewayangan

Akupun kembali heran “Ngapain sih kakek ini”

Bagaimana kakek itu kemudian menggambarkan bahwa seharusnya hidup itu harus begini seperti tokoh wayang tertentu, dan hidup itu jangan begitu layaknya tokoh yang lain serta bagaimana dia merindukan suasana di salah satu negara pewayangan seandainya di negri kita tercinta memiliki seorang raja seperti di negri itu …

Aku kemudian mulai sedikit terperangah …

Atau jika kembali kukuak lagi kenangan tentang Almarhum Bapak yang dengan senang hati rumahnya jadi berantakan akibat memperoleh giliran menjadi ajang pagelaran wayang di kampung, namun kemudian aku melihat beliau tersenyum senang mendengar komentar para penonton yang mengaku terpuaskan sementara imbalannya hanya tugas beres-beres rumah yang cukup merepotkan

Betapa setelah itu beliau hanya mulai bekerja tidak berkata-kata dan kamipun mau tidak mau harus mengintili aktifitasnya

Aku kemudian mulai berfikir “Ada sesuatukah di sini”

Dan saat aku mulai menemukan buku-buku wayang warisan Bapak dan ketika aku sudah mampu membeli sendiri referensinya

Aku mulai tertarik

Aku bayangkan tentang orang-orang kampung yang hidup begitu bersemangat, pekerja keras namun bersikap nrimo ing pandum, sabar dan welas asih

Aku saksikan seorang kakek yang api semangatnya masih menyala terang mengarungi kehidupan dengan mempertahankan prinsip hidupnya, “Menjauhi kebatilan dan selalu berupaya dalam jalan kebenaran”, selalu memegang kejujuran laksana Yudistira, berjalan teguh layaknya Bima dan menjauhkan sikap iri dengki dan munafik yang ada pada diri Duryudana dan Sengkuni

Aku pikirkan seorang sosok seperti Bapak yang tiada banyak kata terucap, namun dalam hidupnya selalu dihiasi dengan karya dan nilai. Teladan dijadikan andalan, tidak perlu ucapan perintah atau panjangnya petuah … hanya teladan

Dan hari ini …

Saat aku begitu kagum bahwa begitu banyak hal yang sebenarnya dapat diambil manfaat

Seperti misalnya, bagaimana seorang Ki Nartosabdho mampu mementaskan lakon begitu banyak dan begitu indah disamping peran aktifnya dalam menciptakan gending dan menumbuhkan kesenian jawa lainnya

Aku bertambah kagum

Aku yakin bahwa mereka-mereka itu semua, hanya ingin memberi manfaat kepada orang lain, hanya ingin berbagi atau memaknai diri tuk kepentingan diri dan lingkungannya

Orang-orang kampung, kakek tua dan Bapak mampu memberi nilai kepada diri mereka sendiri

Dan kalau kita pintar, tentu dapat mengambil manfaat dari teladan itu

0

0 komentar:

Posting Komentar

Ikhtiar,Doa,Tawakal,Wasilah.

Diberdayakan oleh Blogger.

My Yahooooo..

Followers

Popular Posts